Suatu kebanggan bagi kita bila Indonesia Sekuat Iran, Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei
Selasa (11/12/12) pagi dalam pertemuan dengan ratusan dosen, akademisi
dan cendekiawan peserta "Konferensi Internasional Cendikiawan Muslim dan
Kebangkitan Islam" menjelaskan pentingnya masalah kebangkitan Islam
dengan menganalisa menyeluruh kedudukan Islam dan syariat Islam serta
peran masyarakat di negara-negara yang mengalami revolusi beberapa waktu
terakhir. Rahbar juga menjelaskan ancaman dan bahaya yang dihadapi
masing-masing negara dan bangsa.
Beliau menyatakan bahwa syarat
yang harus dipenuhi oleh kalangan dosen, pemimpin dan kaum cendekia
untuk bisa memainkan peran kunci membawa masyarakat ke arah kemakmuran
dan keselamatan adalah keikhlasan, keberanian, kecerdasan, usaha dan
kerja keras serta ketidakrakusan.
"Kebangkitan Islam yang masuk
ke tengah umat Islam adalah peristiwa besar yang sedang bergulir di
dunia saat ini yang di sebagian negara berujung revolusi dan
tergulingnya rezim-rezim bejat."
Menyebut kebangkitan Islam
sebagai fenomena yang berakar dalam dan luas, beliau menjelaskan
kekhawatiran kubu musuh dari ungkapan kata ‘Kebangkitan Islam', "Mereka
berusaha keras supaya kata ‘Kebangkitan Islam' tidak digunakan untuk
menyebut proses gerakan agung di kawasan saat ini. Sebab, musuh sangat
mencemaskan kemunculan Islam yang hakiki dan sebenarnya."
"Mereka
tidak mengkhawatirkan Islam yang menjadi budak dolar, Islam yang
tenggelam dalam kebejatan dan hedonisme, dan Islam yang tidak mengakar
ke tengah masyarakat. Yang mereka takutkan adalah Islam yang disertai
dengan amal dan tindakan, Islam yang mengakar ke masyarakat, Islam yang
bertawakkal kepada Allah dan Islam yang berharap pertolongan Ilahi."
"Kami meyakini bahwa gerakan agung yang ada saat ini adalah kebangkitan Islam yang mengakar kuat dan tidak mudah diselewengkan."
Mengenai
alasan menyebut kebangkitan ini sebagai Gerakan Islam, Rahbar
mengungkapkan, "Slogan-slogan yang diangkat rakyat dalam gerakan
revolusi ini adalah slogan Islam. Selain itu, kalangan masyarakat yang
loyal kepada Islam punya peran besar dalam memobilisasi demonstrasi
massa dan menjatuhkan rezim-rezim bejat di kawasan. Semua itu
mengindikasikan bahwa gerakan ini adalah gerakan Islam."
"Sekarang
ini di sebagian besar wilayah Dunia Islam, jika pemilihan umum
diselenggarakan secara bebas dan jujur, sementara para tokoh dan
politikus berhaluan Islam ikut ambil bagian di dalamnya, maka rakyat
akan memberikan suara kepada kubu Islam," tegas beliau.
Ayatollah
al-Udzma Khamenei juga mengingatkan beberapa hal berkenaan dengan
gerakan rakyat dan revolusi-revolusi yang terjadi di kawasan.
Salah
satu yang beliau angkat adalah soal patologi transformasi dan
revolusi-revolusi ini khususnya yang terjadi di Mesir, Tunisia dan
Libya. Beliau mengatakan, "Selain melakukan patologi, tujuan dari
revolusi-revolusi ini juga harus diterangkan dengan jelas. Karena,
ketidakjelasan tujuan hanya akan melahirkan kebingungan dan
ketidakpastian arah."
Rahbar menambahkan, salah satu tujuan dan
cita-cita dari gerakan kebangkitan Islam adalah keterbebasan dari
belenggu kubu hegemoni dunia. "Masalah ini harus dinyatakan dengan
jelas. Sebab, anggapan bahwa kubu arogansi pimpinan Amerika Serikat (AS)
mungkin bisa menerima keberadaan gerakan Islam adalah kesalahan yang
besar," kata beliau.
Di mana ada Islam dan kelompok pro-Islam,
tambah belaiu, maka di sanalah AS akan mengerahkan segala daya untuk
menyingkirkannya, tentunya dengan menyungging senyuman di luar.
"Revolusi
di kawasan harus bisa menentukan garis yang memisahkannya dari arogansi
global, Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, "Kami tidak meminta
mereka berperang melawan arogansi, tapi yang dituntut adalah mereka bisa
menentukan garis pemisah supaya tidak termakan tipuan kubu arogansi."
"Arogansi
global menggunakan uang, senjata dan sains untuk menguasai dunia. Meski
memiliki sarana-sarana itu, kesulitan besar yang dihadapi Dunia Barat
saat ini adalah krisis pemikiran dan ide baru untuk umat manusia.
Sementara, Dunia Islam memiliki ide baru dan peta jalan," kata beliau.
Mengenai
ide pemikiran baru dan peta jalan yang ada dalam Islam, Ayatollah
al-Udzma Khamenei menjelaskan, "Ini adalah kelebihan Dunia Islam. Dengan
menyusun program dan mencanangkan target dan tujuan berdasarkan
pemikiran ini, maka sarana senjata, uang dan sains yang dimiliki Barat
tak lagi berpengaruh seperti dulu."
Tujuan penting lainnya dari
kebangkitan Islam ini, kata beliau, adalah menjadikan Islam dan syariat
Islam sebagai poros. "Ada upaya gencar yang sedang dilakukan untuk
mengesankan bahwa syariat Islam tidak sejalan dengan kemajuan,
perkembangan dan peradaban. Padahal, justeru Islamlah yang bisa menjawab
tuntutan dan memenuhi kebutuhan umat manusia dan Islam selalu relevan
sepanjang masa dan untuk seluruh periode kemajuan umat manusia," ungkap
beliau.
Rahbar amat menyayangkan sikap kelompok-kelompok kaku dan
reaksionis yang dengan kata-kata dan tindakan telah menyebabkan
munculnya kesan ketidaksesuaian Islam dengan kemajuan. Beliau
menegaskan, "Yang penting adalah pemikiran yang membuktikan bahwa Islam
mampu menjawab kebutuhan umat manusia."
Target lain yang mesti
diwujudkan oleh gerakan kebangkitan Islam adalah membentuk sistem.
Menyinggung pengalaman sejarah di kawasan utara Afrika yang diwarnai
dengan serangkaian kegagalan karena tidak adanya sistem yang tertata
rapi, beliau mengatakan, "Jika sistem dan pondasi yang kokoh tidak
segera dibangun, negara-negara yang sudah memenangkan revolusi akan
terancam bahaya."
Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut
menyatakan bahwa salah satu masalah terpenting dalam revolusi di kawasan
ini adalah mempertahankan dukungan rakyat. "Kekuatan yang sesungguhnya
ada di tangan rakyat. Ketika rakyat kompak, bersatu dan mendukung para
tokoh dan pemimpin mereka, maka AS dan bahkan yang lebih besar dari AS
pun tak akan mampu berbuat apa-apa," imbuh beliau.
Untuk itu,
kata beliau, rakyat harus dipertahankan untuk selalu berada di medan.
Para cendekiawan, penulis, penyair, dan khususnya ulama dan pemuka agama
punya peran yang penting dan menonjol. Mereka mesti menjelaskan tujuan
revolusi, tantangan dan rintangan serta musuh-musuh mereka.
Masalah
lainnya yang sangat penting bagi negara-negara Muslim khususnya negara
yang baru saja berevolusi adalah penempaan ilmu untuk kalangan pemuda
dan kemajuan sains dan teknologi yang akan membuat satu bangsa menjadi
kuat. Rahbar menjelaskan, "Ini bisa dilakukan. Bukti nyatanya adalah
Republik Islam Iran."
Beliau menambahkan, "Sebelum kemenangan
revolusi Islam, Iran berada di posisi yang sangat rendah dalam hal
kemajuan sains. Tapi sekarang, berkat Islam dan revolusi, negara ini
berhasil mencapai level yang tinggi dalam pengembangan keilmuan dunia.
Data yang diungkap secara resmi oleh pusat-pusat keilmuan dan sains
terkemuka dunia membenarkan adanya kemajuan yang pesat dalam
pengembangan keilmuan di Iran."
Pengalaman ini, kata beliau,
harus bisa diterapkan di negara-negara Islam lainnya sehingga Dunia
Islam bisa mencapai posisi menjadi rujukan bagi keilmuan dunia.
Masih
terkait kemajuan sains dan keilmuan, beliau menandaskan, "Pemerintahan
Islam di Iran telah membuktikan bahwa dengan Islam dan syariat Islam
ketinggian ilmu bisa diraih dengan cepat."
Masalah lain diangkat
Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam pembicaraannya adalah masalah
persatuan yang sangat diperlukan oleh Dunia Islam. Beliau mengingatkan
bahwa Barat dan AS terus berupaya menciptakan pertikaian di tengah umat
Islam dengan cara menebar isu ‘Syiah dan Sunni', atau sentimen kesukuan
dan kebangsaan. Karena itu, semua pihak harus jeli dalam menilai
permasalahan lewat kacamata ini sebelum kemudian mempelajarinya dan
mengambil sikap.
Seraya menekankan bahwa Dunia Islam terus
bergerak maju meski diterjang badai konspirasi dan tipudaya kubu
arogansi, Rahbar mengatakan, "Salah satu bukti kemajuan ini adalah
perang delapan hari antara warga Palestina di daerah yang kecil secara
geografis bernama Gaza melawan rezim Zionis yang mengklaim diri sebagai
pemilik angkatan bersenjata paling kuat di dunia. Di akhir perang, pihak
Palestina di Gazalah yang mengajukan syarat untuk gencatan senjata."
Beliau lantas mengajukan pertanyaan, "Apakah sepuluh tahun yang lalu orang bisa percaya bahwa hal ini bakal terjadi?"
Ayatollah
al-Udzma Khamenei memuji rakyat Palestina, Hamas, Jihad Islam dan
faksi-faksi perjuangan lainnya di Gaza yang telah mempertontonkan
keberanian di depan mata dunia. "Secara pribadi saya memuji dan
berterima kasih kepada seluruh pejuang Palestina karena pengorbanan,
kerja keras dan kesabaran mereka," ungkap beliau.
Perang delapan
hari di Gaza, kata beliau, adalah pelajaran yang sangat berharga bagi
rakyat Palestina dan seluruh umat Islam. Perang Gaza menunjukkan bahwa
dengan bersatu dan bersabar dalam menanggung penderitaan, pertolongan
Ilahi akan datang dan kemudahan setelah kesusahan akan didapat.
Menyinggung
transformasi di Bahrain, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan,
"Sangat disayangkan bahwa dalam kasus Bahrain kita melihat sikap bungkam
dari Dunia Islam. Dan ini terjadi karena kesalahan dalam memandang
kasus tersebut."
Sebagian kalangan, kata beliau, memandang kasus
ini dari sudut pandang perbedaan madzhab. Karena itu, mereka
berkesimpulan bahwa membela bangsa yang bangkit melawan rezim despotik
diperbolehkan kecuali jika rakyat di sana bermadzhab Syiah seperti
rakyat Bahrain!
Rahbar mengingatkan bahwa pandangan yang benar
dalam membaca situasi di kawasan harus dilihat dari sudut pandang
program, sarana dan tipudaya musuh.
Untuk itu, dalam kasus
Suriah, Republik Islam memiliki pandangan yang jelas. "Republik Islam
Iran menolak penumpahan setetes pun darah dari seorang Muslim. Akan
tetapi pihak yang bertanggung jawab atas kondisi di Suriah saat ini
adalah mereka yang menyeret negara itu ke dalam perang saudara,
penghancuran negara dan pembantaian sesama Muslim."
"Tuntutan bangsa manapun harus disampaikan melalui cara-cara yang konvensional dan tanpa kekerasan."
Di
awal pertemuan, tujuh tokoh cendekia Muslim dari Palestina, Mesir,
Bahrain, Senegal, Lebanon, Tunisia, dan Pakistan menyampaikan pandangan
mereka terkait berbagai masalah yang dihadapi Dunia Islam saat ini.
Sementara
itu, Sekretaris Jenderal Forum Dunia untuk Kebangkitan Islam, Dr Ali
Akbar Velayati dalam laporannya menyinggung pelaksanaan beberapa
konferensi kebangkitan Islam sebelumnya dan mengatakan, "Konferensi
untuk para dosen dan kalangan cendekiawan ini mengangkat topik
‘Kemajuan, Keadilan dan Kerakyatan berbasis Agama'. Seminar dihadiri
oleh lebih dari 500 dosen, pemikir dan cendekiawan dari berbagai negara
Islam untuk membahas perkembangan dunia Islam dan transformasi di
kawasan."
Velayati menambahkan, konferensi ini membahas pula soal
perubahan konstelasi regional yang berpengaruh pada isu Palestina,
parameter untuk sistem kerakyatan yang berbasis agama, keharusan dan
prioritas bagi pemerintahan yang baru terbentuk di Dunia Islam, peluang
bagi front-front gerakan kebangkitan Islam, dan kelaziman untuk
memanfaatkan pengalaman para pemikir Dunia Islam. [Islam
Times/Khamenei/on]
sumber : http://www.islamtimes.org/vdcee78wojh8wni.rabj.html
pemilik blog : INDONESIA SEKUAT IRAN BILA MENDENGARKAN APA KATA PETINGGI ULAMA !!!!!!
AYO TEMAN-TEMAN MUSLIM ISLAM SEBARKAN BERITA INI YAAAAA.............
DEMI KEJAYAAN INDONESIA !!!!!!
Backlink here..
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar
cinta