INDONESIA AKAN HANCUR

Bookmark and Share

Menyimak tulisan Sayidiman Suryohadiprojo di http://sayidiman.suryohadiprojo.com tentang perang Neocortex (Neocortical Warfare), maka semua komponen anak bangsa seharusnya sadar dan mulai mempersiapkan diri semampunya dalam melawan perang tak kasat mata ini.

Perang neocortex yaitu cara perang tanpa penggunaan kekerasan tapi perang adu strategi, siasat, pikiran, teknologi dan psikologi. Perang yang tujuannya menundukan musuh tanpa mengeluarkan biasa banyak tapi mematikan karena tujuan utama dari perang ini adalah mengendalikan musuh dengan menghalalkan berbagai macam cara.

Dan yang penting untuk menundukkan kehendak musuh, lanjut tulisan purnawiratan TNI AD itu adalah menundukkan kehendak pemimpin musuh tanpa harus berperang secara formal. Kalau pemimpin mau tunduk, ia tidak akan membawa pengikutnya untuk melawan penyerang. Bahkan ia akan mengikuti kehendak penyerang.

Istilah neocortex mengacu pada bagian tingakatan otak ketiga yang hanya dimiliki manusia, atau biasa juga disebut dengan otak bepikir.

Perang neocortex sudah ada sejak dahulu. Orang-orang jaman dulu berupaya menundukan berpikir musuh yang tadinya melawan menjadi tunduk patuh. Menundukannya dengan berbagai cara, melalui harta, tahta dan wanita.

Musuh-musuh Islam (AS-Zionis) yang jauh dari nilai kemanusiaan sudah lama menggunkan cara perang menjijikan ini dalam meredam perlawanan kaum muslimin. Dan sayang banyak pejuang Islam yang terpedaya, akhirnya kalah dan melemah.

Di jaman penjajahan Indonesia modern, Kol. (Purn) Herman Ibrahim pernah menuliskan bahwa Perang Neocortex dimulai dengan kekalahan Indonesia dalam Konfrensi Meja Bundar (KMB). Karena kemenangan dalam perang 10 November, Bandung Lautan Api, Palagan Ambarawa, dan Serangan 1 Maret dapat mudah digagalkan dengan KMB itu.

Pada waktu itu, TKR dibawah komando Panglima Besar Jendral Sudirman sudah menyiapkan konsep perang berlarut dan perang rakyat semesta sebagai sebuah perang Jihad melawan penjajah agar Belanda benar-benar tunduk tanpa syarat kepada rakyat Indonesia, namun dalam kenyataannya berlainan dengan apa yang dilakukan politisi pada saat KMB.

Bukti menunjukan, lanjut tulisan itu, Konferensi Meja Bundar merupakan titik awal penjajahan asing dari yang semula penjajahan fisik menjadi penjajahan ekonomi dan psikologis. Jebakan utang serta sistem keuangan dan moneter adalah bagian dari perang neocortex. Hal ini membuat Indonesia secara pasrah dan tak berkutik tunduk pada kepentingan Barat.

Sekarang ini, kelanjutan dari penjajahan musuh-musuh bangsa adalah diwakili oleh kelompok kapitalis, imperalis dan antek-anteknya yang telah melakukan cara baru dalam menjajah bangsa ini. Yaitu dengan melakukan cuci otak, merusak mental dan moral bangsa. Yakni cara-cara yang sesuai dengan kondisi masa sekarang, melalui pornograpi, narkoba, penyimpangan moral dan lain sebagainya.

Harus disadari, keberhasilan musuh sekarang ini ditandai ketika kita psimis dengan kondisi bangsa, tidak peduli dengan keadaan ligkungan dan pemuda, lalai dengan sumber daya alam yang dimiliki negri. Juga panatisme kesukuan, agama dan mazhab yang berlebihan, seperti orang-orang wahabi takfiri.

Mengutip laman itoday, Direktur Eksekutif Politik Ekonomi Soekarno-Hatta, Hatta Taliwang mengingatkan, bahwa pihak penjajah akan menerapkan perang dengan mempengaruhi pikiran atau yang lebih dikenal dengan sebutan neocortical warfare.

"Karena perang secara konvensional terlalu mahal dan berat resikonya maka cara termurah yang mereka tempuh dengan melakukan cuci otak, dan merusak mental bangsa," ujarnya.

Hatta berpendapat, karena negri ini kaya akan sumber daya alamnya, maka sejak dahulu, sekarang dan ke depan sumber daya alam Indonesia akan menjadi target “bancaan” kelompok imperalis dan kapitalis.

"Jangan sangsikan bahwa mungkin sudah puluhan ribu anak anak muda kita yang cerdas dengan sadar atau tanpa sadar direkrut mereka. Mereka disogok dengan berbagai cara (halus/kasar), dijebak dengan narkoba, hutang, jabatan atau wanita," tegas Hatta.

Bahkan Hatta mengungkapkan, para kader bangsa ini sudah banyak yang menjadi agen penjajah dan mereka bercokol di kampus, LSM, Ormas, di kalangan bisnis, partai politik, eksekutif, yudikatif, legislatif, kepolisian dan instansi-instansi strategis lainnya .

Akibat pengkhianatan tersebut, Rp 14.000 triliun atau 10X APBN setiap tahun kekayaan Indonesia diangkut ke luar negeri. Ia menanyakan, jangan-jangan dana Rp 25,8 triliun yang disetor ke IMF adalah baru-baru ini adalah upaya nyata dari telah tercucinya otak pemimpin bangsa ini!

Kembali mengutip tulisan pak Sayidiman Suryohadiprojo, “Cara Perang Neocortex akan makin digunakan AS untuk mencapai tujuan-tujuannya dan memelihara dominasi dunia. Karena Indonesia termasuk negara yang menonjol dalam kepentingan AS maka kita harus siap dan waspada untuk tidak menjadi korban dari usaha AS itu. Kita tidak perang dengan AS tapi tanpa perang AS akan memperjuangkan kepentingannya yang banyak di Indonesia. Kiranya keberhasilan mengubah UUD 1945 dengan 4 kali amandemen sehingga batang tubuh konstitusi itu menjadi berbeda dengan Dasar Negara, dengan bantuan orang Indonesia sendiri, merupakan salah satu usaha tanpa kekerasan AS yang merugikan NKRI dan bangsa Indonesia.”

Tapi kita harus yakin, bahwa masih banyak anak bangsa yang masih waras, anak bangsa yang cinta tanah airnya dan berjuang untuk membelanya. Anak bangsa yang berjiwa Bhineka Tunggal Ika, berdarah pancasila, bersayap garuda dan berbaju merah putih. Sejatinya kita belum merdeka! (IslamTimes/sa)

info sumber : http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6866556647850008017#editor/target=post;postID=5714771781719158411

Backlink here..

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

cinta